Ini adalah pengalaman pribadi,sewaktu saya masih bekerja di salah satu PT rekanan PT PLN persero di jakarta,untuk pekerjaan KONEKTORISASI yaitu penggantian tab KONEKTORISASI
di app atau di kwh meter dan di tiang jaringan tegangan rendah dan mengeluarkan kabel sr yang masuk plafon rumah sehingga kabel menjadi kelihatan,tujuan KONEKTORISASI adalah selain perbaikan juga untuk mengurahi arus yang terbuang karena kendornya sambungan di SUTR maupun SR dan APP KWH meter yang lebih penting adalah meminimalisir pencurian arus listrik,bagaimana bisa meminimalisir pencurian arus listrik???ya bisa itu di sebabkan setelah pekerjaan KONEKTORISASI semua kabel SR sudah tidak lagi masuk ke dalam rumah atau flafon melainkan semua lewat luar dan kelihatan sehingga petugas PLN mudah memantau jika ada pencurian arus listrik.
Dan di lapangan banyak sekali menemui macam - macam cara untuk mencuri arus listrik,dari yang sangat sederhana dan sangat berbahaya hingga yang tercanggih dengan memperhatikan keamanan dan peralatan yang memadai yang sulit sekali di deteksi jika tidak memeriksa dengan seksama.
DAN BERIKUT CARA-CARA YANG DI GUNAKAN UNTUK MENCURI ARUS LISTRIK
1.PENCURIAN ARUS SANGAT SEDERHANA SEKALI
cara ini hanya mencegat/menyambungkan kabel positip(+) sebelum masuk ke kwh meter PLN,setelah menyambung kabel dari kabel pln memasukkan MCB,biasanya terpisah dari mcb panel,atau menyembunyikan mcb untuk arus curian tersebut dengan tujuan agar tidak di ketahui,biasanya arus curian di tarik atau di instalasi untuk alat alat yang menggunakan daya besar,misalnya pompa air,kulkas,atau di buat untuk setrika listrik dan lain lain.cara ini selain berbahaya dan bisa menyebabkan kebakaran,kebakaran terjadi karna tidak sempurnanya atau kendornya sambungan pada kabel SR yang tadi di cegat/di sambung sebelum masuk KWH meter,dan kelemahan cara ini ialah ketika ada pemeriksaan oleh petugas ketika MCB di KWH meter di matikan maka arus curian tidak mati sehingga mudah di deteksi.
2.PENCURIAN ARUS DENGAN MENGGUNAKAN KONTAKTOR LISTRIK.
cara ini hampir sama dengan cara yang pertama tapi hanya menambahkan KONTAKTOR listrik tujuan menggunakan KONTAKTOR listrik ialah ketika MCB di KWH meter di matikan arus curian juga ikut mati.cara penyambungan dengan kontaktor ialah dengan mencegat/menyambung kabel ke kabel SR / kabel PLN sebelum ke KWH meter,lalu kabel yang di sambung ke SR di tarik ke MCB lalu ke kONTAKTOR listrik,lalu untuk koil KONTAKTOR listrik yang biasa bertanda A1 dan A2 di beri arus yang bukan curian atau arus yang melewati KWH meter.
DAN MASIH BANYAK CARA YANG DI LAKUKAN UNTUK MENCURI ARUS LISTRIK,DAN UNTUK SEMENTARA INI DULU YANG SAYA SAMPAIKAN DAN AKAN BERSAMBUNG DI POSTING BERIKUTNYA.
DAN APA YANG SAYA SAMPAIKAN DI SINI HANYALAH PENGALAMAN PRIBADI YANG SAYA TEMUI DAN TIDAK BERMAKSUT UNTUK MENGAJARKAN CARA CARA MENCURI ARUS LISTRIK DAN INI HANYA UNTUK PENGETAHUAN UMUN.
PENCURIAN ARUS LISTRIK SELAIN MERUGIKAN PLN JUGA MERUGIKAN DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN,SELAIN BERBAHAYA DAN BISA MENGHILANGKAN HARTA BENDA BAGI DIRI SENDIRI JUGA UNTUK ORANG LAIN DAN BISA MENGHILANGKAN NYAWA.
DAN SECANGGIH APAPUN PENCURIAN LISTRIK JIKA KETAHUAN PIHAK BERWAJIB MAKA AKAN BERURUSAN DENGAN HUKUM
MITRA INSTALASI LISTRIK,BERGERAK DI BIDANG KELISTRIKAN,MELAYANI PASANG BARU INSTALASI LISTRIK,INSTALASI TELP,CCTV,FIRE ALARM,PERAKITAN PANEL,SERVIS INSTALASI LISTRIK DAN SERVIS PANEL LISTRIK,HUB KAMI DI 081315145936
loading...
3/04/2016
3/02/2016
JASA INSTALASI LISTRIK
Kami bergerak di bidang kelistrikan melayani pemasangan instalasi listrik,instalasi fire alarm,instalasi data,instalasi telp,instalasi cctv,pemasangan grounding atau arde,pemasangan penangkal petir pemasangan panel listrik,menerima perakitan panel listrik,menerima panggilan servis instalasi listrik,perbaikan konsleting listrik,dan lain lain.hubungi kami di 081315145936
MACAM-MACAM SAMBARAN PETIR
MACAM-MACAM SAMBARAN PETIR
1. SAMBARAN PETIR LANGSUNG KE BANGUNAN
Sambaran petir yang langsung mengenai struktur bangunan,
tentu saja hal ini sangat membahayakan bangunan tersebut beserta seluruh isinya
karena dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan perangkat elektrik/elektronik
atau bahkan korban jiwa. Maka dari itu setiap bangunan hendaknya memasang
instalasi penangkal petir. Cara penanganannya adalah dengan cara memasang
terminal penerima sambaran petir serta instalasi pendukung lainnya yang sesuai
dengan standart yang telah di tentukan. Terlebih lagi jika sambaran petir
langsung mengenai manusia, maka dapat berakibat luka atau cacat bahkan dapat
menimbulkan kematian. Banyak sekali peristiwa sambaran petir langsung yang
mengenai manusia dan biasanya terjadi di areal terbuka.
2. SAMBARAN PETIR MELALUI JARINGAN LISTRIK PLN
Sambaran petir ini sering kali terjadi, petir menyambar dan
mengenai sesuatu di luar area bangunan
tetapi berdampak pada jaringan listrik di dalam bangunan tersebut, hal ini
karena sistem jaringan distribusi listrik/PLN memakai kabel udara terbuka dan
letaknya sangat tinggi, bilamana ada petir yang menyambar pada kabel terbuka
ini maka arus petir akan tersalurkan ke pemakai langsung. Cara penanganannya
adalah dengan cara memasang perangkat arrester sebagai pengaman tegangan lebih
(over voltage). Instalasi surge arrester listrik ini dipasang harus dilengkapi
dengan grounding system
3. SAMBARAN PETIR MELALUI JARINGAN TELP
Bahaya sambaran petir jenis ini hampir serupa dengan yang
ke-2 akan tetapi berdampak pada perangkat telekomunikasi, misalnya telepon dan
PABX. Penanganannya dengan cara pemasangan arrester khusus untuk jaringan PABX
yang di hubungkan dengan grounding. Bila bangunan yang akan di lindungi
mempunyai jaringan internet yang koneksinya melalui jaringan telepon maka alat
ini juga dapat melindungi jaringan internet tersebut.
Pengamanan terhadap suatu bangunan atau objek dari sambaran
petir pada prinsipnya adalah sebagai penyedia sarana untuk menghantarkan arus
petir yang mengarah ke bangunan yang akan kita lindungi tanpa melalui struktur
bangunan yang bukan merupakan bagian dari sistem proteksi petir atau instalasi
penangkal petir, tentunya harus sesuai dengan standart pemasangan instalasinya.
Ada 2 jenis kerusakan yang di sebabkan sambaran petir, yaitu
:
1. Kerusakan Thermis, kerusakan yang menyebabkan timbulnya
kebakaran.
2. Kerusakan Mekanis, kerusakan yang menyebabkan struktur
bangunan retak, rusaknya peralatan elektronik bahkan menyebabkan kematian.
Surge Arrester Listrik
Tegangan Surge atau Surja secara teknis disebut Spike
(Tegangan Paku) atau Transien, biasanya terjadi pada jaringan listrik suatu
bangunan, yaitu berupa kenaikan tegangan sangat cepat dengan panjang gelombang
pendek. Tegangan Surge dapat disebabkan oleh arus petir atau oleh yang lain
misal Switching (On -Of) kontaktor, pemutus tenaga atau switching capasitor.
Tegangan Surge tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan listrik dan
peralatan listrik karena tegangan surge ini dapat menembus isolasi yang jauh di
luar batas kemampuan isolasi peralatan atau akan memberikan tegangan kejut pada
komponen sensitif di perangkat elektronik.
Tegangan Surge Petir sangat sering mengakibatkan kerusakan
fatal karena tegangan paku (Volt) tinggi sekali. Tingginya tegangan paku ini
disebabkan karena terjadinya sambaran petir, baik secara langsung maupun tidak
langsung pada jaringan kabel listrik di dalam suatu bangunan. Dengan di
pasangnya Arrester Listrik Petir hal ini bisa dihindari.
Penahan Surja Arrester atau umumnya disebut Surge Arrester
di berfungsi untuk membelokan tegangan paku dengan menggunakan komponen atau
perangkat Metal Oxyde Vasitor (MOV). Komponen MOV bekerja dengan prinsip kerja
mirip dengan Kapasitor Nonpolar tetapi tanpa penyimpanan muatan listrik di MOV
tersebut. Jadi jika ada tegangan masuk yang melebihi batas MOV maka tegangan
listrik ini akan di buang ke grounding melalui salah satu kutup MOV. Dengan
sistem kerja Surge Arrester tersebut maka perangkat ini akan memberikan
pengamanan terhadap peralatan elektronik akibat tegangan kejut atau induksi
petir.
Menyangkut kapasitas kemampuan perangkat surge arrester
listrik petir, satuan yang dipakai adalah I (Ampere). Maksimal besar arus yang
bisa di belokkan ke grounding di singkat Imak (Ampere Maksimal) dalam satuan
kA. Jadi semakin besar nilai Imak maka akan semakin besar arus yang dapat di
belokkan ke grounding. Tetapi konsekuensinya yaitu Imak berbanding terbalik
dengan tingkat sensitif surge arrester.
Bila Imak besar maka tegangan yang masih bisa masuk/tembus
ke jaringan listrik juga besar, sebagai simulasi ,Sebuah surge arrester listrik
dengan Imak = 20kA maka tegangan masih bisa masuk sebesar 500 Volt , bila
dibesarkan menjadi Imak = 40kA maka tegangan yang masuk bisa menjadi 600 Volt
atau semakin besar.
Solusinya adalah dengan pemasangan surge arrester listrik
petir berlapis, dengan maksud bila ada tegangan yang berhasil tembus di surge
arrester tahap I akan bisa di hadang oleh surge arrester tahap II. Dengan gambaran
mudah sebagaimana pemecah gelombang di pantai. Pemasangan instalasi surge
arrester berlapis tentunya harus disesuaikan dengan keperluan dari suatu
bangunan tersebut dan harus mempertimbangkan biaya.
MEMASANG PENANGKAL PETIR
Apabila kita tinggal di tempat yang banyak petirnya sebaiknya rumah atau tempat tinggal ataupun kantor di pasangi penangkal petir.petir sangat berbahaya karna bermuatan listrik ribuan volt bahkan lebih,dan di sini akan saya bahas mengenai pemasangan penangkal petir konvensional.
cara kerja penangkal petir konvensional adalah jika splitzen atau tombak yang kita pasang terkena petir maka petir akan di hantarkan ke dalam bumi.
cara kerja penangkal petir konvensional adalah jika splitzen atau tombak yang kita pasang terkena petir maka petir akan di hantarkan ke dalam bumi.
Secara umum bagian dan
sistim pemasagan penangkal petir
adalah sebagai berikut :
Batang Penangkal Petir, sering disebut Splitzen.
Pengkabelan (Konduktor). Adalah merupakan penghantar aliran
dari penangkal petir ke pembumian (pentanahan). Kable yang digunakan untuk yang
jauh dari jangkauan biasanya jenis kabel
BC ( kabel tembaga terbuka) dan untuk
yang mudah dalam jangkauan menggunakan kabel BCC atau NYY (kabel tembaga terbungkus).
Terminal,
Pembumian/ Pentanahan. Adalah bagian yang meneruskan
hantaran ke tanah. Menggunakan sejenis pipa tembaga (cooper rod) diameter 1/2
inch panjang 3-4 m.
Sistim Pemasangan Instalasi Penangkal Petir dan Pembumian :
Splitzen adalah bagian yang ditempatkan ditempat tertinggi
di atas bangunan rumah . Dapat juga dilakukan dengan menambah ketinggian dengan
menambah pipa untuk mendapatkan radius yang lebih besar dari sambaran petir.
Bahan yang digunakan adalah dari batang tembaga, saat ini jenis splitzen ini
ada berbagai macam dipasaran ada jenis splitzen tunggal ataupun bentuk
trisula. Spliten dihubungkan ke terminal
atau langsung ke pipa tembaga dengan kabel BC 50 mm .
Untuk keamanan barang barang elektronik didalam rumah, anda
bisa memasangkan sub terminal dengan menggunakan plat tembaga dengan ukuran kira kira 5 cm x 20 cm. Kemudian sub terminal ini diintegrasikan ke
Terminal dengan menggunakan kabel BCC/ NYY 15 mm.
Untuk mengamankan tegangan lebih dari jaringan listrik, anda
bisa menambah arester di sistim instalasi listrik , dimana arester kemudian di hubungkan ke terminal grounding
dengan menngunakan kabel BC/NYY ukuran 15 mm.
Terminal adalah pusat yang menghubungkan beberapa kabel
sebelum diteruskan ke pembumian / pentanahan. Bahan terminal dapat menggunakan
plat tembaga dengan ukuran 10 x 30 cm.Terminal bisa dibuatkan diluar bangunan
rumah dengan menempatkannya di sebuah bak kontrol. Kemudian terminal
dihubungkan ke sistim pembumian dengan menggunakan kabel BC ukuran 50 mm.
Sebagaimana persyaratan dalam pentanahan dimana dianjurkan
nilai tahanan sitim pembumian adalah dibawah 3 ohm untuk kemanan barang-barang
elektronik . Pada dasarnya untuk sistim pembumian yang bagus adalah berhubungan
dengan tanah dimana pipa dipasangkan, dimana kekedapan tanah yang tinggi adalah
tempat yang paling bagus untuk mendapatkan nilai tahanan pembumian yang rendah.
Dianjurkan tidak menanam pipa didaerah berpasir ataupun berbatu, karena biasanya
nilai tahanan pembumian akan semakin tinggi.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal anda bisa menambahkan
beberapa pipa tembaga yang saling terintegarasi. Atau cara lain bisa dilakukan
dengan menanam pipa dalam hingga lebih
dari 20 m. Bilamana nilai tersebut tidak dapat dicapai, sitim pembumian dapat
ditambahkan dengan memasangkan cooper plate yang ditanamkan bersamaan dengan
bentonite
FIRE ALARM
Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk
instalasi Fire Alarm di gedung bertingkat, semisal hotel, perkantoran, mall dan
sejenisnya. Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam
hal Address (Alamat). Pada sistem ini setiap detector memiliki alamat
sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik
kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel bisa menginformasikan
deteksi berasal dari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional
hanya menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa
memastikan detector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri
dari 5 bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih.
Agar bisa menginformasikan alamat ID, maka di sini
diperlukan sebuah module yang disebut dengan Monitor Module.
Ketentuannya adalah satu module untuk satu, sehingga diperoleh sistem
yang benar-benar addressable (istilahnya fully addressable). Sedangkan addressable
detector adalah detector konvensional yang memiliki module yang built-in.
Apabila detector konvensional akan dijadikan addressable, maka dia
harus dihubungkan dulu ke monitor module yang terpisah.
Dengan teknik rotary switch ataupun DIP switch,
alamat module detector dapat ditentukan secara berurutan, misalnya dari 001
sampai dengan 127.
Satu hal yang menyebabkan sistem addressable ini "kalah
pemasangannya" dibandingkan dengan sistem konvensional adalah masalah
harga. Lebih-lebih jika menerapkan fully addressable dimana jumlah
module adalah sama dengan jumlah keseluruhan detector, maka cost-nya lumayan
mahal. Sebagai "jalan tengah" ditempuh cara
"semi-addressable", yaitu panel dan jaringannya menggunakan
Addressable, hanya saja satu module melayani beberapa detector
konvensional.
Dalam panel addressable tidak terdapat terminal Zone L-C,
melainkan yang ada adalah terminal Loop. Dalam satu tarikan loop bisa
dipasang sampai dengan 125 - 127 module. Apa artinya? Artinya jumlah
detector-nya bisa sampai 127 titik alias 127 zone fully addressable hanya dalam
satu tarikan saja. Jadi untuk model panel addressable berkapasitas
1-Loop sudah bisa menampung 127 titik detector (=127 zone). Jenis panel
addressable 2-Loop artinya bisa menampung 2 x 127 module atau sama
dengan 254 zone dan seterusnya.
Jenis-jenis Detector Fire Alarm
Jenis-jenis Detector Fire Alarm
1. ROR (Rate of Rise) Heat Detector
Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR
adalah yang paling banyak digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga
aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk ketinggian
plafon 4m. Sedangkan untukplafon lebih tinggi, area deteksinya berkurang
menjadi 30m2. Ketinggian pemasangan max. hendaknya tidak melebihi 8m. ROR
banyak digunakan karena detector ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur
secara cepat di satu ruangan kendati masih berupa hembusan panas. Umumnya pada
titik 55oC - 63oC sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm bell kebakaran.
Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak sempat meluas ke area lain.
ROR sangat ideal untuk ruangan kantor, kamar hotel, rumah sakit, ruang server,
ruang arsip, gudang pabrik dan lainnya.
Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa.
Saklar akan kontak saat mendeteksi panas. Karena tidak memerlukan tegangan
(supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah. Dua kabelnya
dimasukkan ke terminal Zone-Com pada panel alarm. Jika dipasang
pada panel Fire Alarm, maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua
kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memiliki plus-minus. Sedangkan
sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).
2. Fix Temperature
Fix Temperature termasuk juga ke dalam Heat Detector.
Berbeda dengan ROR, maka Fix Temperature baru mendeteksi pada derajat panas
yang langsung tinggi. Oleh karena itu cocok ditempatkan pada area yang
lingkungannya memang sudah agak-agak "panas", seperti: ruang genset,
basement, dapur-dapur foodcourt, gudang beratap asbes, bengkel las dan
sejenisnya. Alasannya, jika pada area itu dipasang ROR, maka akan rentan
terhadap False Alarm (Alarm Palsu), sebab hembusan panasnya saja sudah bisa
menyebabkan ROR mendeteksi. Area efektif detektor jenis ini adalah 30m2 (pada
ketinggian plafon 4m) atau 15m2 (untuk ketinggian plafon antara 4 - 8m).
Seperti halnya ROR, kabel yang diperlukan untuk detector ini cuma 2, yaitu L
dan LC, boleh terbalik dan bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah
merk apa saja. Sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).
3. Smoke Detector
Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap
memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke
chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap
ini (smoke density) telah melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian
elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik,
maka Smoke memerlukan tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari
panel Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunakan 2 kabel saja.
Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus minus 12VDC-nya disupply
dari panel alarm biasa sementara sinyalnya disalurkan pada dua kabel sisanya.
Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.
Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita menempatkan Smoke dan di area mana kita menempatkan Heat. Apabila titik-titiknya sudah ditetapkan secara detail oleh Konsultan Proyek, maka kita harus mengikuti gambar titik yang diberikan. Namun apabila belum, maka secara umum patokannya adalah:
Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan panas ketimbang kepulan asap, maka tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing cabinet, gudang spare parts dari logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan sejenisnya.
Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan-minuman (mamin) dan sejenisnya.
Jenis Smoke Detector:
Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam ruang detector (smoke chamber).
Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita menempatkan Smoke dan di area mana kita menempatkan Heat. Apabila titik-titiknya sudah ditetapkan secara detail oleh Konsultan Proyek, maka kita harus mengikuti gambar titik yang diberikan. Namun apabila belum, maka secara umum patokannya adalah:
Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan panas ketimbang kepulan asap, maka tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing cabinet, gudang spare parts dari logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan sejenisnya.
Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan-minuman (mamin) dan sejenisnya.
Jenis Smoke Detector:
Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam ruang detector (smoke chamber).
Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang
bekerjanya berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector oleh
adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu.
Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk ruang keluarga dan ruangan tidur.
Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari kobaran api kecil, sehingga cocok untuk di hallway (lorong) dan tempat-tempat rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm dan karenanya boleh diletakkan di dekat dapur.
4. Flame Detector
Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi
sinar ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala api. Tetapi detector ini tidak
bereaksi pada lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain yang tidak ada
hubungannya dengan nyala api (flame).
Aplikasi yang disarankan:
-Rumah yang memiliki plafon tinggi: aula, gudang, galeri.
-Tempat yang mudah terbakar: gudang kimia, pompa bensin,
pabrik, ruangan mesin, ruang panel listrik.
-Ruang komputer, lorong-lorong dan sebagainya.
Penempatan detector harus bebas dari objek yang menghalangi,
tidak dekat dengan lampu mercury, lampu halogen dan lampu untuk sterilisasi.
Juga hindari tempat-tempat yang sering terjadi percikan api (spark), seperti di
bengkel-bengkel las atau bengkel kerja yang mengoperasikan gerinda. Dalam
percobaan singkat, detector ini menunjukkan performa yang sangat bagus. Respon
detector terbilang cepat saat korek api dinyalakan dalam jarak 3 - 4m. Oleh
sebab itu, pemasangan di pusat keramaian dan area publik harus sedikit
dicermati. Jangan sampai orang yang hanya menyalakan pemantik api (lighter) di
bawah detector dianggap sebagai kebakaran. Bisa juga dipasang di ruang bebas
merokok (No Smoking Area) asalkan bunyi alarm-nya hanya terjadi di ruangan itu
saja sebagai peringatan bagi orang yang "membandel".
5. Gas Detector
Sesuai dengan namanya detector ini mendeteksi kebocoran gas
yang kerap terjadi di rumah tinggal. Alat ini bisa mendeteksi dua jenis gas,
yaitu:
-LPG : Liquefied Petroleum Gas.
-LNG : Liquefied Natural Gas.
Dari dua jenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyak
digunakan di rumah-rumah. Perbedaan LPG dengan LNG adalah: Elpiji lebih berat
daripada udara, sehingga apabila bocor, gas akan turun mendekati lantai (tidak
terbang ke udara). Sedangkan LNG lebih ringan daripada udara, sehingga jika
terjadi kebocoran, maka gasnya akan terbang ke udara. Perbedaan sifat gas
inilah yang menentukan posisi detector sebagaimana ilustrasi di bawah ini:
Untuk LPG, maka letak detector adalah di bawah,
yaitu sekitar 30 cm dari lantai dengan arah detector menghadap ke atas. Hal
ini dimaksudkan agar saat bocor, gas elpiji yang turun akan masuk ke dalam
ruang detector sehingga dapat terdeteksi. Jarak antara detector dengan sumber
kebocoran tidak melebihi dari 4m.
Untuk LNG, maka pemasangan detectornya adalah tinggi
di atas lantai, tepatnya 30cm di bawah plafon dengan posisi detector menghadap
ke bawah. Sesuai dengan sifatnya, maka saat bocor gas ini akan naik ke
udara sehingga bisa terdeteksi. Jarak dengan sumber kebocoran hendaknya tidak
melebihi 8m.
Conventional Fire Alarm Control Panel
Tampak luar Panel Fire Alarm umumnya berupa metal kabinet
dari bahan yang kokoh seperti terlihat pada gambar di samping. Pada beberapa
tipe ada yang berwarna merah, mungkin dengan maksud agar bisa dibedakan
dengan panel listrik ataupun panel instrumentasi lainnya.
Dalam sistem alarm, panel berfungsi sebagai pusat pengendali
semua sistem dan merupakan inti dari semua sistem alarm. Oleh sebab itu,
maka lokasi penempatannya harus direncanakan dengan baik, terlebih lagi pada
sistem Fire Alarm. Syarat utamanya adalah tempatkan panel sejauh mungkin dari
lokasi yang berpotensial menimbulkan kebakaran dan jauh dari campur tangan
orang yang tidak berhak. Perlu diingat, kendati bukan merupakan alat
keselamatan, namun sistem Fire Alarm sangat bersangkutan jiwa manusia, sehingga
kekeliruan sekecil apapun sebaiknya diantisipasi sejak dini.
Panel Fire Alarm memiliki kapasitas zone, misalnya 1
Zone, 5 Zone, 10 dan seterusnya. Pemilihan kapasitas panel disesuaikan
dengan banyaknya lokasi yang akan diproteksi, selain tentu saja pertimbangan
soal harga. Di bagian depannya tertera sederetan lampu indikator yang
menunjukkan aktivitas sistem. Kesalahan sekecil apapun akan terdeteksi oleh
panel ini, diantaranya:
-Indikator Zone yang menunjukkan Lokasi Kebakaran
(Fire) dan kabel putus (Zone Fault).
-Indikator Power untuk memastikan bagus tidaknya
pasokan listrik pada sistem.
-Indikator Battery untuk memastikan kondisi baterai
masih penuh atau sudah lemah.
-Indikator Attention untuk mengingatkan operator akan
adanya posisi switch yang salah.
-Indikator Accumulation untuk menandakan bahwa sesaat
lagi akan terjadi deteksi dan sederetan indikator lainnya.
Panel Fire Alarm tidak memerlukan pengoperasian manual
secara rutin, karena secara teknis ia sudah beroperasi selama 24 jam non-stop.
Namun yang diperlukan adalah pengawasan dan pemeliharaan oleh
pekerja yang memang sebaiknya ditunjuk khusus untuk melakukan itu. Setiap
kesalahan (trouble) yang terjadi harus segera dilaporkan dan ditindaklanjuti,
sebab kita tidak pernah tahu kapan terjadinya bahaya kebakaran.
Pengujian berkala perlu dilakukan sedikitnya dua
kali dalam setahun guna memastikan keseluruhan sistem bekerja dengan
baik. Untuk menguji sistem diperlukan satu standar operasi yang benar, jangan
sampai menimbulkan kepanikan luar biasa bagi orang-orang di sekitarnya
disebabkan oleh bunyi bell alarm dari sistem yang kita uji.
"Tiga Serangkai" dalam sistem Fire Alarm
terdiri dari:
1. Manual Call Point.
2. Indicator Lamp.
3. Fire Bell.
3. Fire Bell.
Disebut tiga serangkai, karena ketiganya biasa dipasang di
tembok berjajar ke bawah ataupun ditempatkan dalam satu plat metal yang berada
tepat di atas lemari hidran (selang pemadam api).
1. Manual Call Point (MCP)
Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda kebakaran (Fire Bell) secara manual dengan cara memecahkan kaca atau plastik transparan di bagian tengahnya. Istilah lain untuk alat ini adalah Emergency Break Glass. Di dalamnya hanya berupa saklar biasa yang berupa microswitch atau tombol tekan. Salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah soal lokasi penempatannya. Terbaik jika unit ini diletakkan di lokasi yang:
-sering terlihat oleh banyak orang,
-terlewati oleh orang saat berlarian ke luar bangunan,
-mudah dijangkau.
Untuk menguji fungsi alat ini tidak perlu dengan memecahkan kaca, karena sudah tersedia tongkat atau kunci khusus, sehingga saklar bisa tertekan tanpa harus memecahkan kaca. Kaca yang telanjur retak atau pecah bisa diganti dengan yang baru.
Di beberapa tipe ada yang dilengkapi dengan fungsi intercom (TEL). Petugas penguji dapat melakukan komunikasi dengan penjaga di Panel Control Room dengan memasukkan handset telepon ke dalam jack pada MCP. Seketika itu juga telepon di panel akan aktif,sehingga kedua orang ini bisa saling berkomunikasi.
2. Fire Bell
Fire Bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran yang khas. Suaranya cukup nyaring dalam jarak yang relatif jauh. Tegangan output yang keluar dari dari panel Fire Alarm adalah 24VDC, sehingga jenis Fire Bell 24VDC-lah yang banyak dipakai saat ini, sekalipun versi 12VDC juga tersedia. Perlu diperhatikan dalam pemasangan Fire Bell (pada tipe Gong) adalah kedudukan piringan bell terhadap batang pemukul piringan jangan sampai salah. Jika tidak pas, maka bunyi bell menjadi tidak nyaring. Aturlah kembali dudukannya dengan cermat sampai bunyi bel terdengar paling nyaring.
Fire Bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran yang khas. Suaranya cukup nyaring dalam jarak yang relatif jauh. Tegangan output yang keluar dari dari panel Fire Alarm adalah 24VDC, sehingga jenis Fire Bell 24VDC-lah yang banyak dipakai saat ini, sekalipun versi 12VDC juga tersedia. Perlu diperhatikan dalam pemasangan Fire Bell (pada tipe Gong) adalah kedudukan piringan bell terhadap batang pemukul piringan jangan sampai salah. Jika tidak pas, maka bunyi bell menjadi tidak nyaring. Aturlah kembali dudukannya dengan cermat sampai bunyi bel terdengar paling nyaring.
3. Indicator Lamp
Indicator lamp adalah lampu yang berfungsi sebagai pertanda aktif-tidaknya sistem Fire Alarm atau sebagai pertanda adanya kebakaran
Indicator lamp adalah lampu yang berfungsi sebagai pertanda aktif-tidaknya sistem Fire Alarm atau sebagai pertanda adanya kebakaran
3/01/2016
PEMASANGAN CCTV SEDERHANA
Cctv atau kamera intai kini telah banyak di gunakan mulai
dari perkantoran,bank,dan lain sebagainya.dan saat ini cctv telah banyak di
pakai dalam rumah tangga,dan pada artikel kali ini saya akan sedikit mengupas
tata cara instalasi cctv yang sangat sederhana dan cocok untuk di pakai di
lingkungan rumah.
Sebenarnya instalasi cctv tidaklah serumit yang kita bayangkan,klo kita sudah bisa setting vcd/dvd ke televisi berarti kita sudah bisa menginstalasi cctv.berikut penjelasannya:
Cctv atau kamera intai kini telah banyak di gunakan mulai dari perkantoran,bank,dan lain sebagainya.dan saat ini cctv telah banyak di pakai dalam rumah tangga,dan pada artikel kali ini saya akan sedikit mengupas tata cara instalasi cctv yang sangat sederhana dan cocok untuk di pakai di lingkungan rumah.
Sebenarnya instalasi cctv tidaklah serumit yang kita bayangkan,klo kita sudah bisa setting vcd/dvd ke televisi berarti kita sudah bisa menginstalasi cctv.berikut penjelasannya:
Peralatan yang harus di siapkan adalah
Cctv/kamera intai lengkap dengan adaptornya
Kabel coaxsial yang biasa di pakai untuk antena tv
Jack autput/input bentuknya sama persis dengan jack vcd dan bisa di beli di toko-toko listrik
Dan peralatan kerja seperti obeng,tang,cutter dan sebagainya
Langkah pertama yang harus di lakukan adalah menentukan tempat di mana cctv akan dipasang setelah itu persiapkan stopkontak untuk power supply/adaptor cctv tersebut.
Langkah yang kedua pasang jack autput/input ke kabel caranya sama dengan kalau kita memasang jack antena tv.
Langkah yang ketiga adalah pasang cctv terus pasang power supply dari adaptor ke jack cctv setelah itu masukan jack autput/input ke jack cctv.
Setelah ketiga langkah tersebut selesai langkah yang selanjutnya atau langkah yang terakir masukan jack autput/input ke jack yang di tv di bagian jack av/video setelah itu setel tv dan arahkan ke AV dan lihat hasilnya.
Dan apabila anda masih kesulitan dalam menginstalasi cctv anda bisa tulis pertanyaan ke kotak komentar di bawah ini.
Atau anda ingin memasang cctv tapi tak mau repot lihat artikel saya di “jasa instalasi listrik”
Sebenarnya instalasi cctv tidaklah serumit yang kita bayangkan,klo kita sudah bisa setting vcd/dvd ke televisi berarti kita sudah bisa menginstalasi cctv.berikut penjelasannya:
Cctv atau kamera intai kini telah banyak di gunakan mulai dari perkantoran,bank,dan lain sebagainya.dan saat ini cctv telah banyak di pakai dalam rumah tangga,dan pada artikel kali ini saya akan sedikit mengupas tata cara instalasi cctv yang sangat sederhana dan cocok untuk di pakai di lingkungan rumah.
Sebenarnya instalasi cctv tidaklah serumit yang kita bayangkan,klo kita sudah bisa setting vcd/dvd ke televisi berarti kita sudah bisa menginstalasi cctv.berikut penjelasannya:
Peralatan yang harus di siapkan adalah
Cctv/kamera intai lengkap dengan adaptornya
Kabel coaxsial yang biasa di pakai untuk antena tv
Jack autput/input bentuknya sama persis dengan jack vcd dan bisa di beli di toko-toko listrik
Dan peralatan kerja seperti obeng,tang,cutter dan sebagainya
Langkah pertama yang harus di lakukan adalah menentukan tempat di mana cctv akan dipasang setelah itu persiapkan stopkontak untuk power supply/adaptor cctv tersebut.
Langkah yang kedua pasang jack autput/input ke kabel caranya sama dengan kalau kita memasang jack antena tv.
Langkah yang ketiga adalah pasang cctv terus pasang power supply dari adaptor ke jack cctv setelah itu masukan jack autput/input ke jack cctv.
Setelah ketiga langkah tersebut selesai langkah yang selanjutnya atau langkah yang terakir masukan jack autput/input ke jack yang di tv di bagian jack av/video setelah itu setel tv dan arahkan ke AV dan lihat hasilnya.
Dan apabila anda masih kesulitan dalam menginstalasi cctv anda bisa tulis pertanyaan ke kotak komentar di bawah ini.
Atau anda ingin memasang cctv tapi tak mau repot lihat artikel saya di “jasa instalasi listrik”
Langganan:
Postingan (Atom)